Sebuah
Refleksi Diri Untuk Tetap Berbagi
Dalam
keheningan malam yang dilalui tadi malam merupakan satu goresan tinta yang
termaktub dalam sejarah perjuangan. Perdebatan panjang yang membahas persoalan
persekawanan, perjuangan, pengabdian, cukup panjang dan sangat melelahkan.
Terlebih ketika membahas issue tentang adanya friksi (kesenjangan) antara
beberapa angkatan yang merasa dirinya adalah seorang pahlawan yang pernah
berjasa demi mempertahankan keluarga dalam institusi.
Forum yang tadi malam mengatas namakan warga tidak
di hadiri oleh satu angkatan yang paling muda. Saya tidak tau apakah memang
mereka sengaja tidak di undang ataukah mereka memang sengaja tidak hadir. Dalam
benak hati saya bertanya-tanya, what,s
the problem?? . ku cukupkan pertanyaanku dengan adanya jawaban dari sahabat
karib saya bahwa warga yang paling kecil di undang tapi tidak semua. Okey
sampai disini dulu pembahasan tentang ketidak hadiran warga yang paling bawah,
kita lanjut pada pembahasan terkait dengan duduk persoalan yang butuh
klarifikasi agar tidak berlarut-larut.
Dapat
saya simpulkan bahwa topik pembahasan
itu berkutat pada beberapa hal yang menyangkut problem personal yang
mengatasnamakan komunal. Di antaranya persoalan kontrakan ( Eks Pengurus Vs
Pengurus), ada kesenjangan angkatan (’08 Vs 09), dan ada lagi yang terakhir
pengurus jadi comon enemy bagi seluruh warga, hahahaaa,,,sungguh terlalu,,,
Saya
ingin memaparkan hasil refleksi semalam tadi. Awalnya forum berjalan tidak
stabil, masih merasa bahwa ada yang dirinya takut, ada yang dirinya merasa ngga
di anggap dan salah, sampai ada seseorang yang bilang, Bakunin pernah berkata “ perang sipil yang terbuka
dan blak-blakan lebih baik dari pada harus hidup dalam kedaimaian tapi busuk”
. akhirnya forum mulai menemukan titik terang menuju pengungkapan semua
masalah.
Persoalan
kontrakan, saya mengakui bahwa kontrakan yang hanya di bayar selama 7 bulan itu
mendapatkan protes keras dari kawan-kawan pengurus. Pernah saya bilang sama
kepala pengurus setiap angkatan punya dinamika, setiap masa atmosfernya
berbeda, dan ini di tafsirkan secara serius oleh beberapa kawan pengurus, bahwa
Eks pengurus tidak mau membantu pengurus sekarang.
Lucu
dan lugu tampak imut-imut juga. Nah kemudian keinginan dari pengurus sekarang
ingin membayar kontrakan sampai bulan agustus agar sekiranya warga termuda
besok tidak kelabakan dalam mencari rumah singgah sebagai centre of
moving. Okey akhirnya ada bebrapa
tawaran solusi yang di keluarkan di antaranya adalah warga ikut mbantu nyumbang
kontrakan, dan nanti kekurangan membayar kontrakan di bebankan kepada
kawan-kwan eks pengurus yang kemaren. Dan saya menjawab saya secara pribadi
pernah bilang dengan kepala pengurus, bahwa saya akan membantu membayar
kontrakan berapapun nanti sepunya saya, tapi nunggu gajian dulu dari rumah. Nah
untuk persoalan temen-temen yang lain nanti akan tak komunikasikan.
Meninjak
persoalan yang selanjutnya issue tentang adanya pertentangan antara angkatan
saya dengan angkatan atasnya. Dimulai dari ketika permohonan maaf sahabat karib
saya Reza Zea karena tidak bermksut untuk menghindar dari gerombolan anak-anak
‘’08 ketika sedang ngopi di grisse. Waktu itu Zea ingin ngobrol sama saya
mencoba untuk mengklarifikasi segala isssue yang sudah landing di tataran grass
root. Akhirnya saya juga memberikan satu
pledoi kepada sahabat kakak angkatan terkait pas waktu ngopi ad anak-anak
moderat ngopi dan sedangkan saya waktu itu di mintain tolong sama anak-anak
untuk membeli rokok. Tapi saya tidak mau melewati jalan yang sesungguhnya
karena sudah jengah melihat atmosfer issu yang sudah berkembang.
Saya
minta maaf, bulan karena jijik ataupun saya males melihat anak-anak moderat.
Tapi saya terseret arus isu publik tentang adanya friksi diantara kita. Okey
akhirnya forum berjalan seperti biasanya, dan ketegangan sudah berangsur
menurun. Muncul lah sang penggembala yang memberikan wejangan, yang intinya
begini kalo semisal ada maslah, kalian komunikasikan ke kakak angkatan, kalo
semisal kakak angkatan ada masalah, komunikasikan keatas lagi, dan begitu
seterusnya. Dan selanjutnya forum berakhir jabat tangan demia afdholnya forum
tadi malem.
Sekian
dan terima kasih.
Terhentak ku melihat sang singa
meraung-raung....
Demi sepotong daging kehormatan...
Mata menatap seperti nyala lampu di
stadion mandala,,,
Tangan berkeringat seakan-akan
ingin memukulkan kan kepada apa saja yang berada di sampingnya,,,
Sungguh sangat menakutkan,,,
Kubawa santai dan pandangan mata
tetap fokus...
Tak pernah sedikitpun mersa gentar
melihat singa yang sedang lapar,,,
Yogyakarta, 24 mei 2012
Atas Nama Rakyat Ampas Perjuanagn
Ucok Al Ayubbi
Direktur Ampas Perjuangan
0 komentar:
Posting Komentar