Pages

Senin, 06 Agustus 2012

KIDUNG MALAM

KIDUNG MALAM (Herjaka HS) Oleh : Ucok Al Ayubbi Novel ini memberikan banyak inspirasi terhadap pembaca mengenai sikap dan perangai kita dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana di situ dijelaskan bahwa sang maha guru Durna mempunyai sifat bijaksana ketika beliau mengangkat Pandawa dan Kurawa menjadi murid-murid mereka. Walaupun pengangkatan mereka sebagai murid ada motif terselubung yang mendasarinya, yaitu dendam lama terhadap durpada (raja Paranggelung) dan gandamana (patih Hastinapura) yang sudah menyia-nyiakan durna ketika, durna meluapkan kegembiraan nya yang berlebihan setelah bertemu dengan sahabat seperguruannya dengan resi baratwaja(Ayah kandung durna dan sukacita) yang tak lain adalah adiknya sukacita di kerajaan paranggelung. Peristiwa itu berawal dari ketika durna di berikan amanah oleh ayahandanya resi baratwaja, untuk memimpin negri atas angin, kumbayana mengiyakan apa yang telahmenjadi titah dari ayahandanya, akan tetapi kumbayana meminta syarat agar keris pusaka......milik Abiyaksa tidak di kembalikan dulu kepada pemiliknya setelah baratwaja meminjamnya untuk memperkuat kedudukan dan menjaga stabilitas negerinya dari serangan tentara musuh di negeri atas angin. Permohonan tersebut ternyata ditolak oleh ayahanda kumbayana (Durna) karena di rasa negeri atas angin sudah berada dalam keadaan yang sejahtera dan nyaman terkondisikan. Kemudian diutuslah adik seperguruannya sukacita untuk mengembalikan keris pusaka.....kepada resi abiaksa di marcapada. Keputusan yang diambil oleh resi baratwaja ternyata tidak sesuai dengan keinginan dari kumbayana selaku putra mahkota pewaris negeri atas angin. Kumbayana pun mengunggkapakan keinginannya kepada ayahandanya setelah permitaannya agar keris pusaka tidak di kembalikan terlebih dahulu kepada sang empunya. Kumbayana ingin pergi ke marcapada, jawa dwipa untuk mencari benda pusaka sebagai pengganti keris yang sudah di kembalikan kepada abiaksa oleh sukacita. Dikutukalah kumbayana dengan cacat pada tubuhnya, seiring kepergianya ke marcapada, jawa dwipa. Dalam perjalanannya durna mengalami sebuah kesulitan yang amat luar biasa. Ia dihadapkan pada samudra yang membentang luas seolah tidak ada bibir pantainya. Dia berdo’a memohon kepada Sang Hyang Dewata agar ditolong menyeberangi samudra yang amat luas ini. Din sela-sela berdo’a hatinya berkata,siapapun ketika nanti ada yang menolongku untuk menyebrangi samudra ini sampai ke jawa dwipa, jikalau laki-laki akan kujadikan saudara dan jikalau yang menolongku adalah perempuan maka akan kupersunting dia menjadi istriku. Disela-sela mega putih dan cerahnya langit ada seekor kuda putih bersayap yang menghampirinya. Durna diberikan isyarat oleh kuda putih bersayap tersebut agar naik ke atas punggung nya. Naiklah sang Durna diatas punggung kuda putih bersayap tersebut. Dalam hati durna mulai cemas tentang apa yang telah menjadi sumpah nya sebagai seorang kesatria. Karena kuda putih bersayap itu berkelamin betina, apakah dia akan kawin dengan seekor kuda?. Hatinya bergejolak seolah-olah tidak percaya dengan peristiwa yang telah terjadi. Tak terasa sampainya durna kesuatu tempat yang indah banyak tama bunga yang berwarna-warni, dengan kupu-kupu yang beterbangan kesana kemari menghisap madu sang kembang. Sesampainya ditempat tersebut durna bingung apakah dia akan tetap memenuhi janjinya untuk mengawini hewan tersebut, ataukah seperti apa, durna pun merasa bingung sampai-sampai dia merasa ngantuk dan kecapekan kemudian terlelap tidur. Dalam mimpinya durna bertemu dengan seorang perempuan yang amat sangatlah cantik, kulitnya putih bersih matanya jernih dan tubuhnya motok, di ajaklah Durna untuk bersenggama naik kebalaiperaduan, disana durna sangat amat menikmati malam itu. Sampai tiba-tiba dia terbangun. Dalam kemelekan matanya tiba-tiba seorang perempuan yangmirip dengan seseorang yang ada dalam mimpinya berada disamping nya dan berujar terimakasih engkau telah melepaskanku dari kutukan sang dewata Agung, nama ku adalah batari wilutama. Seorang bidadari yang dikutuk menjadi kuda bersayap kemudian diturunkan ke marcapada. Kutukan tersebut bisa lepas dengan catatan ada seorang manusia yang bersedia menjadi istrinya. Keheranan sikap durna melihat batari wilutama yang tiba-tiba memberikan seorang anak laki-laki kepada durna. Batari wilutama berkata kepada durna ini adalah anak kita kakang, jagalah baik-baik dirinya, jikalau Engkau dan anakku merindukan diriku sebut saja namaku, niscaya akan menjadi penawar rindumu. Namailah anak ini ekalaya. Kemudian durna melanjutkan perjalanannya untuk mencari benda pusaka yang dimaksut. Kesana-kemari tidakada satupun yang mau menerima durna dan anak laki-lakinya, hidupnya sengsara karena tidak ada yang mau menolong dia dan anaknya. Durna yang datang dengan membawa anak hasil dari hubungan nya dengan batari wilutama yang menghasilkan anak laki-laki bernama Aswatama. Batari wilutama adalah seorang dewi yang di kutuk oleh dewa menjadi kuda putih bersayap, karena telah melakukan kesalahan di kahyangan. Kutukan dari dewa tersebut akan hilang ketika ada seorang manusia yang mau menerima dia sebagai istrinya. Nah kemudian batara durna dan aswatama yang masih kecil itu di bawa ke kerajaan paranggelung, sesampainya di sana maha guru durna (Kumbayana) di pukuli oleh gandamana. Batara durna pun merasa sakit hati mendapati respon yang tidak mengenakan ketika kedatangan nya ke Paranggelung. Dalam hati durna memaki-maki gandamana dan bersumpah suatu saat akan membalas perlakuan dari gandamana dan durpada atas dirinya dan anak nya. Niatan tersebut dimulai dengan mendirikan padepokan sokalima yang disitu digunakan untuk bersemedi dan mengasah ilmu kanuragan serta kesaktiannya untuk balas dendam. Bertahun-tahun batara durna menunggu saat itu tiba, dengan siasatnya dia mengangkat pandawa dan kurawa sebagai muridnya. Disana pandawa dan kurawa bersaing untuk menjadi murid kesayangan. Melihat potensi yang dimiliki, putadewa (bijaksana), arjuna (ketampanan dan kecerdasanya) dan bima (kekuatan nya) diangkat sebagai murid kesanyangan. Duryudana dan dursasana pun beserta bolo kurowo pun juga tak mau ketinggalan. Ingin menjadi murid kesayangan dari batara duryadana. Kompetisi antara keduanya pun terjadi dan akhirnya batara duryadana memilih pandawa sebagai murid kesayangan. Pada suatu ketika batara durna beserta murid-muridnya berkumpul dalam balai keagungan. Disana batara durna bercerita tentang pengalaman pribadinya ketika telah disia-siakan oleh durpada dan gandaman. Dengan kejadian itu semua muridnya merasa simpati atas perlaukuan kerajaan paranggelung terhadap guru yang sangatdi hormatinya. Diutuslah pandawa dan kurawa untuk ke kerajaan Paranggelung membawa durpada dan gandamana ke sokalima. Bergegas berangkatlah mereka ke paranggelung untuk menunaikan tugas dari batara durna. Kurawa memanfaatkan situasi tersebut agar dia menjadi murid yang terbaik. Sampai disana para kurawa berseteru dengan gandamana yang tidak diragukan lagi kemampuan nya sebagai mahapatih negeri hastina pura. Gagalah misi parakurawa untuk membawa durpada dan gandamana kehadapan mahagurunya duryudana. Sekarang giliran pandhawa untuk melaksanakantugas dari mahagurunya. Sesampainya disana durpada dan gandamana menyampaikan sembah pangormatan kepada anak pandhudewanata tersebut. Sesampainya di paranggelung durpada sudah mengetahui niatan dari anak pandhu dewanata tersebut. Di suruhlah para pandhawa untuk mengikatkan tali ketangan durpada dan gandamana, kemudian dibawalah mereka berdua kesokalima mengahadap sang batara durna. Dalam pasebahan agung durpada yang juga adik kandung batara durna meminta maaf atas perlakuan terhadap dirinya.perdebatanpun terjadi di pasebahan agung tersebut durna punmeluapkan kebernagannya dengan merendahkan harga diri durpada ketika menyerah kepada musuh tanpa ada perlawanan sama sekali. Durpada menyampaikan permohonn maafnya kepada kakanya durna. Permintaan maaf tersebut di tampik oleh durna. Dari kejadian tersebut memberikan kesan yang kurang baik terhadap keduanya.dalam hati durpada tidak terima ats perlakuan batara durna yang telah merendahkan harga dirinya sebagai raja paranggelung. Dendam pun mulai pupuk. Sampai pada waktu yang belum diketahui oleh saya tulisan ini di buat. Dendam dapat menjerumuskan seseorang pada sebuah pertikaian yang abadi. Legowo dan bisa saling memaafkan adalah kunci dari sebuah pertikaian..

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More